Jenuh, bosan, atau mungkin stres! Ya, perasaan semacam itu mungkin tengah dialami anda yang harus #dirumahaja selama masa pandemi Covid-19.
Satu hal yang perlu anda sadaru, perasaan itu tidak hanya dirasakan oleh anda orang dewasa. Bukan tak mungkin, anak-anak juga mengalami hal serupa selama masa karantina seperti saat ini.
Bagi si kecil yang masih bayi, batita, atau belum memasuki usia sekolah, berada dirumah selama seharian memang bukan masalah. Pasalnya, mereka memang masih sangat bergantung kepada keluarga terdekatnya. Dalam hal ini, ayah, ibu, saudara atau mungkin pengasuhnya di rumah.
Munculnya Rasa Bosan
Lain halnya jika anak anda sudah balita atau memasukui usia sekolah. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang juga sudah terbiasa bersosialisasi di sekolah atau kelompok bermain tentunya akan merasa bosan jika terus-menerus berada di dalam rumah. Apalagi jika si kecil termasuk anak yang aktif dan suka bermain bersama teman- temannya.
“Bagu anak-anak di usia ini, tidak memiliki kesempatan bermain bersama teman-teman sebayanya bisa berakibat negatif dan memengaruhi perkembangan kemampuan kognitifnya.” ujar profesir psikologi di University of Virginia, James Coan, seperti dilansir situs KQED.
“Mereka memang berada di rumah bersana orang tuanya. Masalahnya orang dewasa tidak selalu bisa menjadi teman beramain yang menyenangkan bagi anak-anak ini. Di mata anak-anak, orang dewasa bisa menjadi sosok yang membosankan, tidak sabaran, dan selalu memiliki hal-hal lain yang harus dilakukan. Kebosanan bisa semakin parah ketika anak-anak tersebut tidak memiliki saudara untuk bermain bersama di rumah,” lanjutnya.
Meski belum ada penelitian lebih lanjut mengenai efek terisolasi selama masa pandemi virus corona terhadap anak-anak, sejumlah ahli meyakini bahwa mereka juga berpotensi mengalami hal yang sama seperti halnya orang dewasa. Dengan kata lain, anak-anak juga bisa merasa jenuh, bosan, atau bahkan stres ketika tidak bisa keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya. Bahkan tak heran jika anak-anak yang sudah lebih besar justru merasa rindu kembali ke sekolah yang biasanya mereka anggap sebagai kegiatan yang membosankan.
Peran Orang Tua
Ketika anda melihat si kecil sudah menunjukkan tanda-tanda kebosanan, maka jangan biarkan. Sebisa mungkin, anda harus mencoba memperlihatkan bahawa anda tidak merasa cemas dengan adanya pandemi ini dan menikmati periode #dirumahaja.
Mungkin anda perlu berpura-pura di depan si kecil. Namun saat anda melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti berolahraga di rumah, mendengarkan musik, memasak, atau bahkan berdandan, hal itu akan membuat anak-anak lebih tenang.
Jangan lupa untuk mengajak si kecil melakukan hal-hal yang mengasikkan bersama-sama. Di sela waktu belajar di rumahnya, anda bisa mengajak anak bermain bersama. berolahraga, atau sekedar menonton televisi.
Sangat disarankan, anda juga bersikap lebih fleksibel dalam soal mengatur jadwal rutinitas si kecil. tidak masalah, jika sesekali anda membiarkan anak mandi lebih siang atau bermain gadget dan menonton televisi lebih lama selama masa isolasi diri ini.
“Namun satu hal yang terpenting, orang tua perlu mendengarkan keluh kesah mereka dan mencoba memberikan solusi atas masalah tersebut. Ketika anda berkomunikasi dengan mereka dengan perasaan, hal itu akan membuat mereka merasa didengar, dilihat, dan dimengerti. Saat anak merasa dimengerti oleh orang tuanya, maka segala hal yang terjadi di dunia akan terasa lebih masuk akal baginya,” jelas Linda Hatfield, yang juga penulis buku ParentShift.
Jadi, rasa bosan saat harus #dirumahaja tidak hanya dialami orang dewasa saja. Si kecil juga merasakan hal yang sama. Yuk, sama-sama berusaha mengatasi rasa bosan tersebut sehingga anda dan si kecil terhindar dari stres. (Wieta Rachmatia/SW/Dok.Freepik)
Tags: anak, balita, pandemi, covid-19, virus corona